8 Plugin Editing Video yang Wajib Dimiliki Creator post thumbnail image

Pernah nggak sih kamu merasa hasil editing video-mu udah oke, tapi masih terasa “kurang greget”? Tenang, kamu nggak sendirian. Hampir semua creator, bahkan yang sudah profesional, pernah mengalami momen itu. Bedanya, mereka tahu rahasianya: plugin editing video.

Plugin adalah semacam “senjata rahasia” dalam dunia editing. Ia membantu editor menambahkan efek, mempercepat workflow, dan membuat video jadi terlihat jauh lebih profesional tanpa harus ribet ngulik efek dari nol. Ibaratnya, kalau software seperti Premiere Pro atau DaVinci Resolve itu dapur utama, maka plugin adalah bumbu spesial yang bikin rasa video kamu jadi lebih “nendang”.

Dalam artikel ini, kita akan bahas 8 plugin editing video terbaik yang sudah terbukti membantu ribuan creator di seluruh dunia. Dari plugin untuk color grading, penghilang noise, sampai efek transisi sinematik—semua akan dibahas lengkap, disertai tips profesional agar kamu bisa langsung praktik.


Kenapa Plugin Penting dalam Editing Video

Banyak editor pemula mengira plugin cuma tambahan opsional. Padahal, kalau kamu tahu cara memakainya, plugin bisa jadi pembeda antara video yang “biasa aja” dan video yang “wow”.

Meningkatkan Efisiensi Kerja Editor

Salah satu alasan utama plugin begitu penting dalam editing video adalah efisiensi. Misalnya, kamu mau bikin efek transisi sinematik yang rumit. Kalau dikerjakan manual, bisa makan waktu berjam-jam. Tapi dengan plugin, efek itu bisa jadi hanya dalam hitungan detik.

Sebagai contoh, plugin seperti Motion Bro atau Red Giant Universe menyediakan ribuan preset siap pakai. Kamu tinggal drag and drop ke timeline, atur sedikit, dan selesai. Dalam produksi video komersial atau YouTube, kecepatan ini sangat berharga. Bayangkan, kalau kamu bisa hemat 1 jam per proyek, dalam sebulan itu bisa jadi puluhan jam produktif yang bisa digunakan untuk ide kreatif lain.

Memberi Efek Sinematik Instan

Plugin juga membantu menciptakan mood visual tertentu tanpa harus pusing dengan pengaturan manual. Misalnya, kamu ingin tampilan video bergaya film Hollywood—kamu bisa langsung gunakan plugin Magic Bullet Looks atau FilmConvert Nitrate untuk meniru warna khas film Kodak atau Fuji.

Efek sinematik semacam ini bukan cuma soal gaya, tapi juga soal emosi. Warna, cahaya, dan tone bisa memengaruhi bagaimana penonton merasakan cerita yang kamu buat. Dengan plugin, kamu bisa mencapai itu tanpa butuh kamera mahal.

Menyesuaikan Kebutuhan Setiap Creator

Setiap creator punya gaya unik—ada yang fokus di vlog, ada yang bikin konten musik, ada juga yang main di dunia sinematografi. Plugin memungkinkan kamu menyesuaikan tampilan sesuai gaya tersebut. Misalnya, plugin Twixtor cocok untuk konten slow motion ekstrem, sementara PluralEyes sangat membantu bagi mereka yang sering bekerja dengan multi kamera dan audio eksternal.

Intinya, plugin adalah alat bantu yang membuat kamu lebih bebas mengekspresikan diri tanpa terbatas kemampuan teknis software dasar.


Plugin #1 – Magic Bullet Looks (Color Grading Terbaik)

Kalau kamu ingin hasil color grading yang sinematik tanpa ribet, Magic Bullet Looks wajib banget ada di daftar plugin editing video kamu.

Menyulap Warna Jadi Sinematik

Magic Bullet Looks dari Red Giant dikenal sebagai plugin terbaik untuk color grading. Plugin ini dilengkapi ratusan preset warna yang meniru tone film terkenal—dari tampilan hangat seperti film La La Land hingga nuansa gelap misterius ala Joker.

Yang menarik, interface-nya sangat intuitif. Kamu bisa mengatur exposure, contrast, highlight, dan shadow secara visual, bukan sekadar angka. Ini membantu editor pemula sekalipun memahami bagaimana warna bekerja di dalam frame.

Buat creator yang sering mengunggah ke YouTube atau membuat video dokumenter, plugin ini seperti tongkat ajaib. Sekali klik, warna video kamu langsung naik kelas.

Setting Cepat untuk Workflow YouTube

Salah satu fitur favorit para YouTuber adalah Lookup Table (LUT) siap pakai. Kamu bisa memilih preset “YouTube Standard” untuk tampilan natural tapi tetap tajam di layar digital. Kombinasikan dengan sedikit tweak saturation dan tone curve, hasilnya bisa menyaingi color grading profesional di studio besar.

Dan kabar baiknya, Magic Bullet Looks kompatibel dengan hampir semua software editing video populer: Premiere Pro, DaVinci Resolve, After Effects, bahkan Final Cut Pro.

Alternatif Gratis yang Mirip Magic Bullet

Kalau kamu baru mulai dan belum ingin investasi besar, kamu bisa coba plugin seperti Colorista Free dari Red Giant atau LUT gratis dari Juan Melara dan Cine LUTs. Meski tidak selengkap Magic Bullet Looks, kombinasi LUT + color correction dasar sudah cukup membuat video tampil hidup dan berkarakter.


Plugin #2 – Neat Video (Penghilang Noise Andal)

Siapa pun yang pernah merekam video di tempat gelap pasti tahu tantangan terbesar: noise. Titik-titik kasar di footage bikin hasil video jadi kelihatan murahan. Nah, di sinilah Neat Video menunjukkan kehebatannya.

Solusi untuk Video Low-Light

Neat Video bekerja dengan menganalisis pola noise di tiap frame, lalu menghapusnya secara selektif tanpa merusak detail penting. Hasilnya, video jadi jauh lebih bersih dan lembut. Plugin ini sangat populer di kalangan videografer pernikahan dan dokumenter, yang sering bekerja di kondisi pencahayaan minim.

Kelebihan utamanya adalah kontrol penuh terhadap area mana yang dibersihkan. Kamu bisa memilih bagian shadow saja, misalnya, agar detail wajah tetap tajam.

Tips Mengatur Strength agar Tidak Terlalu Lembut

Salah satu kesalahan umum pengguna Neat Video adalah mengatur noise reduction strength terlalu tinggi. Hasilnya, video jadi seperti “plastik” karena terlalu halus. Tips profesional: gunakan fitur Preview Before/After dan kurangi sekitar 15–20% dari default. Ini menjaga tekstur tetap natural.

Kamu juga bisa menyimpan preset khusus untuk kamera tertentu, misalnya Canon EOS R6 atau Sony A7S III, agar hasilnya lebih konsisten di setiap proyek editing video.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Neat Video

Gunakan Neat Video hanya di tahap akhir, setelah color grading selesai. Alasannya, color grading bisa memperkuat noise jika dilakukan setelah pembersihan. Jadi, urutannya adalah: edit – color grade – denoise – export. Dengan workflow ini, hasil akhir akan terlihat halus dan profesional tanpa kehilangan detail penting.


Plugin #3 – Red Giant Universe (Efek Transisi Profesional)

Kalau kamu ingin video terlihat lebih dinamis dan modern, Red Giant Universe adalah paket plugin editing video yang wajib dicoba.

Koleksi Efek yang Lengkap untuk Semua Jenis Konten

Universe menawarkan lebih dari 90 efek visual dan transisi siap pakai. Ada glitch effect, warp, VHS style, dan banyak lagi. Cocok banget buat video musik, konten promosi, atau cinematic short film.

Kelebihan lainnya, plugin ini punya preview real-time. Jadi kamu bisa melihat efek langsung di timeline tanpa harus render dulu—menghemat waktu banget!

Favorit Creator YouTube dan Filmmaker

Banyak creator besar seperti Peter McKinnon dan Daniel Schiffer memanfaatkan plugin ini untuk menambah “bumbu visual” pada video mereka. Efek seperti Camera Shake, Retrograde, dan Chromatic Aberration bisa langsung membuat footage standar jadi berkarakter.

Selain itu, Red Giant Universe juga sangat stabil. Plugin ini jarang crash dan bisa berjalan mulus di berbagai software editing video seperti Premiere Pro dan After Effects.

Cara Instalasi dan Integrasi dengan Premiere Pro

Instalasinya mudah: cukup download installer dari Maxon App, login, lalu aktifkan lisensi. Setelah itu, efek Universe akan muncul di tab “Effects” Premiere Pro. Kamu tinggal drag efek ke klip, sesuaikan parameter, dan lihat hasilnya langsung di monitor preview.

Bagi yang ingin hasil cepat tapi tetap terlihat profesional, Universe adalah investasi yang sangat layak.

Plugin #4 – FilmConvert Nitrate (Simulasi Film Analog)

Kalau kamu pernah lihat video dengan nuansa “vintage cinematic” yang bikin suasana terasa hangat dan nostalgic, besar kemungkinan videografernya pakai FilmConvert Nitrate. Plugin ini benar-benar legendaris di dunia editing video.

Warna Lembut dan Tekstur Filmic

FilmConvert Nitrate bukan sekadar LUT biasa. Plugin ini menggunakan film emulation engine yang dirancang untuk meniru karakter film analog sungguhan.
Setiap pilihan film stock di dalamnya (seperti Kodak 5207 atau Fuji Eterna) punya butiran, kontras, dan saturasi khas yang nggak bisa disamai oleh color correction manual.

Begitu kamu aplikasikan plugin ini, hasilnya langsung berubah total — warna kulit jadi natural, highlight lembut, dan bayangan tampak hidup. Ini cocok banget buat video travel, wedding, dokumenter, bahkan konten cinematic storytelling.

Selain itu, Nitrate juga memberi kontrol penuh atas film grain, curve contrast, dan color response. Jadi kamu bisa menyesuaikan tampilan sesuai gaya kamu, bukan sekadar menempelkan preset.

Cocok untuk Konten Cinematic Travel

Bagi kamu yang suka membuat vlog perjalanan, FilmConvert bisa jadi senjata pamungkas. Misalnya, kamu punya footage dari drone yang warnanya flat (seperti D-Log atau S-Log). Dengan FilmConvert, kamu bisa mengubahnya jadi tampilan sinematik hanya dalam beberapa klik.

Tone biru langit, hijau pepohonan, dan warna kulit akan terlihat harmonis. Kamu bahkan bisa menambahkan grain halus agar tampak seperti hasil kamera film 35mm.

Hasil akhirnya, video kamu akan punya karakter visual yang hangat dan punya “cerita” tersendiri — bukan sekadar klip perjalanan biasa.

Cara Mengoptimalkan LUT di FilmConvert

Tips profesional: jangan langsung pakai LUT bawaan tanpa penyesuaian. Atur exposure dan white balance dulu di footage mentahmu, baru tambahkan LUT dari FilmConvert.
Gunakan slider “Film Color” sekitar 60–70% agar hasilnya natural dan tidak over-saturated.

Dan yang paling penting: gunakan LUT sesuai jenis kamera. Misalnya, pilih Camera Pack: Sony A7 IV atau Canon C-Log3 agar warna yang dihasilkan lebih akurat.


Plugin #5 – Boris FX Sapphire (Efek Visual Tingkat Hollywood)

Kalau kamu ingin menembus level profesional, plugin ini adalah pilihan wajib. Boris FX Sapphire adalah plugin yang digunakan oleh banyak studio besar Hollywood untuk efek visual film dan serial TV ternama.

Efek Realistis dan Dinamis

Sapphire punya lebih dari 270 efek dan transisi, termasuk glow, lens flare, light rays, dan distortion yang sangat realistis. Efeknya halus, tidak murahan, dan bisa disesuaikan dengan sangat detail.

Misalnya, kamu ingin meniru efek cahaya seperti di film Blade Runner 2049 atau Star Wars, tinggal gunakan S_LensFlare atau S_LightLeaks, dan kamu bisa menyesuaikan arah cahaya, warna, serta bentuk lensanya.

Semua efek ini dirancang agar tetap ringan dan tidak memperlambat proses editing video, bahkan di komputer dengan GPU menengah.

Cocok untuk Video Musik & Iklan

Para editor video musik dan iklan sering menggunakan Sapphire karena hasil visualnya yang “clean tapi mewah”. Efek seperti Glow Edge, FlashBulbs, dan FilmDamage membuat klip terasa mahal — cocok untuk merek besar atau artis profesional.

Misalnya, kamu sedang mengedit video musik pop. Dengan menambahkan Chromatic Aberration dan Glint, kamu bisa menciptakan kilau cahaya yang menambah energi visual di setiap beat lagu.

Dengan Sapphire, kamu bisa menciptakan estetika visual yang kompetitif di level industri profesional.

Trik Menghemat Waktu Render

Boris FX dikenal berat, tapi ada trik agar performanya optimal. Aktifkan GPU Acceleration di pengaturan plugin dan gunakan resolusi proxy saat preview.
Dengan begitu, kamu bisa bekerja lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas efek.
Setelah semua pengaturan final, tinggal render di kualitas penuh untuk hasil maksimal.


Plugin #6 – Motion Bro (Template Motion Graphics)

Kalau kamu bukan desainer tapi ingin tampilan motion graphic yang keren, plugin ini adalah solusi terbaik. Motion Bro adalah plugin yang menghubungkan After Effects dengan ribuan template siap pakai.

Mudah untuk Non-Desainer

Motion Bro dirancang agar siapa pun bisa membuat animasi profesional tanpa harus tahu keyframe atau expression yang rumit. Cukup buka panel plugin, pilih template transisi, dan seret ke timeline.
Semudah itu.

Ada ratusan gaya animasi di dalamnya, mulai dari dynamic transitions, text reveal, shape animation, sampai logo intro. Semua bisa kamu ubah teks, warna, dan kecepatan animasinya hanya dalam beberapa klik.

Dengan plugin ini, kamu bisa membuat opening video, bumper YouTube, atau intro brand dengan hasil profesional, bahkan kalau kamu belum mahir desain.

Cara Menggunakan Transisi Drag-and-Drop

Begitu plugin terinstal, kamu bisa langsung drag transisi yang kamu suka ke antara dua klip.
Misalnya kamu ingin transisi “camera whip” cepat — tinggal pilih preset, klik “Apply”, dan Motion Bro otomatis menyesuaikan panjang transisi sesuai footage.

Hasilnya halus dan sinkron dengan pergerakan kamera. Kamu bisa mengatur timing transisi agar pas dengan beat musik, menjadikan hasil video jauh lebih engaging.

Paket Gratis yang Wajib Dicoba

Salah satu keunggulan Motion Bro adalah banyak free packs yang bisa kamu unduh. Misalnya, “Motion Bro Starter Pack” yang berisi 25 transisi gratis dan ringan.
Untuk konten kreator pemula, ini sangat membantu karena kamu bisa belajar dulu sebelum beli paket premium seperti Seamless Transitions atau VFX 4K Pack.


Cara Memilih Plugin Editing Video yang Tepat

Dengan begitu banyak plugin di luar sana, wajar kalau kamu bingung memilih mana yang paling cocok. Tapi tenang, ada beberapa tips profesional agar kamu nggak salah pilih.

Sesuaikan dengan Gaya Konten

Pertama, tentukan dulu gaya video yang kamu buat. Kalau kamu sering bikin vlog atau video YouTube, fokuslah ke plugin yang mempercepat workflow dan mempercantik tampilan seperti Magic Bullet Looks atau Red Giant Universe.

Tapi kalau kamu bikin video cinematic atau film pendek, plugin seperti FilmConvert Nitrate dan Boris FX Sapphire akan memberi hasil yang lebih sinematik.
Sedangkan untuk konten edukasi atau corporate, Motion Bro bisa membantu mempercepat proses animasi dan transisi profesional.

Pastikan Kompatibilitas Software

Setiap plugin punya dukungan software yang berbeda. Beberapa hanya bisa digunakan di Premiere Pro, sementara yang lain juga mendukung After Effects atau DaVinci Resolve.
Selalu cek kompatibilitas sebelum membeli agar plugin bisa berjalan lancar tanpa error.

Dan pastikan sistem komputermu cukup kuat — beberapa plugin berat seperti Sapphire membutuhkan GPU yang mumpuni agar tidak membuat editing video jadi lambat.

Gunakan Versi Trial Sebelum Membeli

Hampir semua plugin besar menawarkan versi uji coba. Gunakan kesempatan itu untuk menguji performa dan hasilnya di workflow kamu.
Jika plugin terasa membantu dan meningkatkan kualitas kerja, baru pertimbangkan membeli lisensi resminya.

Ini penting karena plugin bukan sekadar alat tambahan — ia investasi jangka panjang yang bisa menghemat waktu sekaligus meningkatkan kualitas hasil editan kamu.

Plugin #7 – Twixtor (Slow Motion Super Halus)

Kalau kamu pernah lihat video dengan slow motion super lembut — sampai tiap tetesan air terlihat detail — besar kemungkinan kreatornya pakai Twixtor. Plugin ini sudah jadi legenda di dunia editing video karena kemampuannya memperlambat footage tanpa “patah-patah”.

Kenapa Twixtor Masih Jadi Rajanya Slow Motion

Berbeda dengan fitur speed ramping bawaan Premiere atau Resolve, Twixtor menggunakan algoritma pergerakan piksel yang canggih. Ia menganalisis frame satu per satu, lalu membuat frame baru di antara dua gambar untuk menghasilkan gerakan yang sangat halus.

Contohnya, kamu punya footage 30 fps, tapi ingin tampilan seperti 120 fps. Dengan Twixtor, kamu bisa menciptakan efek itu secara digital — dan hasilnya tetap natural.

Plugin ini sangat populer di kalangan editor video musik, cinematic short, dan konten olahraga ekstrem. Karena dengan slow motion yang tepat, momen-momen kecil bisa terasa epik dan penuh emosi.

Menghindari Efek “Gelombang” pada Footage

Masalah umum pengguna Twixtor adalah munculnya efek gelombang (warping) di tepi objek yang bergerak cepat. Solusinya, gunakan footage dengan background yang bersih, hindari cahaya berkedip, dan pastikan shutter speed cukup tinggi (1/120 ke atas).

Selain itu, gunakan masking manual di area kompleks agar hasil slow motion tetap stabil. Sedikit repot, tapi hasil akhirnya bakal sepadan — slow motion super halus yang terasa sinematik.

Alternatif Gratis dari Twixtor

Kalau kamu ingin versi ringan, kamu bisa coba fitur Optical Flow di DaVinci Resolve atau Time Remapping di Premiere Pro. Meski hasilnya belum sehalus Twixtor, efeknya cukup bagus untuk video vlog atau short content.

Namun, untuk proyek profesional di mana kualitas jadi prioritas, Twixtor masih sulit tergantikan.


Plugin #8 – PluralEyes (Sinkronisasi Audio Otomatis)

Bagi para creator yang sering merekam dengan beberapa kamera dan audio eksternal, PluralEyes dari Red Giant adalah penyelamat sejati. Plugin ini secara otomatis menyinkronkan audio dan video hanya dengan satu klik.

Menyelamatkan Editor dari Sinkron Manual

Biasanya, proses sinkronisasi audio bisa sangat membosankan. Kamu harus mencocokkan waveform satu per satu — apalagi kalau ada tiga kamera dan satu mic eksternal. Tapi dengan PluralEyes, kamu tinggal impor semua file, klik “Sync”, dan plugin ini akan menyusun timeline secara otomatis berdasarkan gelombang audio.

Proses yang biasanya memakan waktu 1 jam bisa selesai dalam hitungan menit.
Ini alasan mengapa banyak editor profesional menyebut PluralEyes sebagai plugin “penghemat waktu terbaik” dalam industri editing video.

Cocok untuk Creator dengan Banyak Kamera

Plugin ini ideal untuk videografer event, wedding, atau dokumenter yang merekam dari banyak sudut. Kamu bisa menggunakan footage dari kamera A, B, C, ditambah audio dari recorder Zoom H6 misalnya, dan semuanya akan sejajar sempurna di timeline.

Bahkan kalau salah satu audio agak bising atau volume berbeda, PluralEyes tetap bisa mengenali pola suara dan menyamakan secara presisi.

Cara Menggunakan PluralEyes di Premiere dan DaVinci

Untuk Premiere Pro, cukup ekspor semua klip ke dalam satu project, lalu buka PluralEyes, klik “Synchronize”. Setelah selesai, hasil sinkronisasi bisa langsung dikirim balik ke timeline Premiere dengan satu tombol.

Sedangkan untuk DaVinci Resolve, kamu bisa menggunakan format XML ekspor dari PluralEyes lalu impor ke Resolve.
Sederhana, cepat, dan hasilnya akurat.


Tips Profesional dalam Menggunakan Plugin Editing Video

Setelah membahas delapan plugin terbaik, sekarang saatnya membahas bagaimana cara menggunakan plugin-plugin ini dengan cerdas. Karena sehebat apa pun pluginnya, hasil akhirnya tetap tergantung pada sense of editing si kreator.

Jangan Gunakan Terlalu Banyak Sekaligus

Terlalu banyak plugin justru bisa membuat video terasa berat dan tidak fokus. Gunakan plugin hanya untuk memperkuat pesan visual, bukan sekadar pamer efek.
Misalnya, kalau kamu sudah pakai Magic Bullet Looks untuk color grading, tidak perlu menambah LUT dari plugin lain — nanti hasilnya bisa saling bertabrakan.

Fokus pada Konsistensi Gaya Visual

Setiap creator punya gaya khas. Ada yang suka tone hangat, ada yang lebih suka kontras tinggi, ada juga yang cenderung ke arah moody cinematic. Tentukan gayamu dan gunakan plugin yang mendukung gaya itu secara konsisten.

Misalnya, jika kamu suka tone sinematik lembut, kombinasikan FilmConvert Nitrate dan Magic Bullet Looks, lalu tambahkan grain halus untuk nuansa film analog.

Update Plugin Secara Berkala

Plugin juga butuh update agar kompatibel dengan versi terbaru software editing video. Banyak bug dan error yang bisa muncul jika versi plugin terlalu lama.
Pastikan kamu mengecek situs resmi pengembang minimal sebulan sekali untuk pembaruan.

Selain itu, gunakan lisensi resmi. Plugin bajakan sering menyebabkan crash dan hasil render rusak — sesuatu yang sangat berisiko untuk pekerjaan profesional.


Kesimpulan

Editing video bukan hanya soal memotong dan menyusun klip. Ini tentang membangun suasana, warna, dan emosi yang bisa menyentuh penonton. Dan plugin adalah jembatan yang mempermudah kamu mencapai itu.

Mulai dari Magic Bullet Looks untuk warna sinematik, Neat Video untuk menghapus noise, Red Giant Universe untuk efek dinamis, hingga PluralEyes yang menyelamatkan waktu sinkronisasi — semuanya punya fungsi yang saling melengkapi.

Kalau kamu ingin hasil yang profesional tanpa harus punya peralatan mahal, investasikan waktu untuk belajar dan mencoba plugin-plugin di atas. Dalam waktu singkat, kamu akan melihat betapa besar bedanya video kamu sebelum dan sesudah menggunakan plugin.

Jadi, sekarang tinggal satu pertanyaan: plugin mana yang paling cocok buat gaya editing video kamu?


FAQ

1. Apa plugin editing video terbaik untuk pemula?
Untuk pemula, Magic Bullet Looks dan Motion Bro adalah pilihan terbaik karena mudah digunakan dan hasilnya langsung terlihat profesional tanpa butuh banyak penyesuaian.

2. Apakah plugin gratis bisa seefektif plugin berbayar?
Beberapa bisa, tergantung kebutuhan. Plugin gratis seperti LUT bawaan DaVinci Resolve cukup kuat, tapi untuk hasil maksimal, plugin berbayar seperti Neat Video dan Sapphire tetap unggul dalam detail dan kualitas.

3. Apakah plugin-plugin ini bisa digunakan di DaVinci Resolve?
Ya, sebagian besar plugin seperti FilmConvert Nitrate, Magic Bullet Looks, dan Neat Video kompatibel dengan Resolve. Pastikan saja kamu mendownload versi yang sesuai.

4. Plugin apa yang cocok untuk editing video TikTok atau konten pendek?
Untuk konten cepat seperti TikTok, plugin seperti Motion Bro (animasi) dan Red Giant Universe (transisi dinamis) sangat cocok karena bisa membuat kontenmu terlihat profesional dalam waktu singkat.

5. Bagaimana cara aman menginstal plugin tanpa merusak software?
Selalu unduh dari situs resmi pengembang, bukan dari sumber tidak dikenal. Gunakan versi terbaru dan aktifkan lisensi asli agar plugin stabil dan bebas bug.


Penutup & CTA

Nah, sekarang kamu sudah tahu delapan plugin editing video yang bisa mengubah hasil editanmu jadi jauh lebih keren.
Coba pilih dua atau tiga plugin dari daftar di atas dan praktekkan langsung di proyek berikutnya. Rasakan sendiri bagaimana kualitas video kamu meningkat tanpa harus beli kamera baru.

Kalau kamu punya plugin favorit lain, jangan ragu tulis di kolom komentar!
Dan kalau artikel ini membantu, bagikan ke teman sesama creator biar mereka juga bisa upgrade hasil editingnya.

Baca juga artikel terkait

Baca juga: Rahasia Dapat Akses Premium Aplikasi Tanpa Bayar (Legal & Aman 2025)

Related Post